CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Jumat, 11 Januari 2008

Pengakuan terhadap Hasil Didik

Fungsi Pembelajaran ElektronikAda 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatanpembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemenyang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti(substitusi) (Siahaan, 2002).a. SuplemenDikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta didikmempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materipembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak adakewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi
--------------------------------------------------------------------------------
Page 12
pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yangmemanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atauwawasan.b. Komplemen (tambahan)Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materipembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materipembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagaikomplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untukmenjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didikdi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materipembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepadapeserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materipelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners)diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronikyang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannyaagar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadapmateri pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas. Dikatakan sebagaiprogram remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitanmemahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka dikelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materipembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untukmereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahamimateri pelajaran yang disajikan guru di kelas.c. Substitusi (pengganti)Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapaalternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada paramahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibelmengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lainsehari-hari mahasiswa. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yangdapat dipilih peserta didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka(konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melaluiinternet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet. Alternatif modelpembelajaran mana pun yang akan dipilih mahasiswa tidak menjadimasalah dalam penilaian. Karena ketiga model penyajian materiperkuliahan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jikamahasiswa dapat menyelesaikan program perkuliahannya dan lulusmelalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkanmelalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggarapendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yangsangat fleksibel ini dinilai sangat membantu mahasiswa untuk
--------------------------------------------------------------------------------
Page 13
mempercepat penyelesaian perkuliahannya.2.8. Manfaat Pembelajaran elektronik LearningMenurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996)manfaat Pembelajaran elektronik Learning (e-Learning) itu terdiri atas 4 hal,yaitu:(1). Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik denganguru atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secaracermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksipembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antarasesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahanbelajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaranyang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatanpembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatanuntuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya didalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran yangbersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakandosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangatterbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderungdidominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani.Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaranelektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurangberani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaanmaupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasiatau mendapat tekanan dari teman sekelas (Loftus, 2001).(2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapansaja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudahdikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didikmelalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengansumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002).Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapatdiserahkan kepada guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidakperlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur.(3) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach aglobal audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlahpeserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaranelektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat sertawaktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapansaja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukanmelalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi
--------------------------------------------------------------------------------
Page 14
siapa saja yang membutuhkan.(4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran(easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitasyang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunakyang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembanganbahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan ataupemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembanganmateri keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Disamping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajarandapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari pesertadidik maupun atas hasil penilaian guru/dosen/ instruktur selakupenanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.
--------------------------------------------------------------------------------
Page 15
BAB IVPEMBAHASAN4.1 Peran Pendidik pada Proses Belajar-Mengajar melaluiPengembangan e-LearningProses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikansecara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. KarenaProses belajar-mengajar mengandung serangkaian perbuatan pendidik/gurudan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasiedukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balikantara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnyaproses belajar-mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar-mengajar inimemiliki arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengansiswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanyapenyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan menanamkan sikapdan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.Peran guru dalam proses belajar-mengajar , guru tidak hanyatampil lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjolselama ini, melainkan beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing(counselor) dan manager belajar (learning manager). Hal ini sudah sesuaidengan fungsi dari peran guru masa depan. Di mana sebagai pelatih,seorang guru akan berperan mendorong siswanya untuk menguasai alatbelajar, memotivasi siswa untuk bekerja keras dan mencapai prestasisetinggi-tingginya, dan membantu siswa untuk bekerja keras dan membantusiswa menghargai nilai belajar dan pengetahuan. e-Learning menjadi salahsatu alternatif pembelajaran karena keunggulan yang dimilikinya Sayangnya,meskipun disadari e-learning dapat membantu mempercepat prosespendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan, pemanfaatannya belumpopuler di sekolah-sekolah bahkan di perguruan tinggi di Indonesia.Padahalteknologiinformasidapatdipergunakanuntukmemperluas daya jangkau kesempatan pendidikan ke seluruh pelosok TanahAir. Upaya ini bisa dilakukan dengan mengembangkan sistem deliverysumber-sumber pendidikan Sistem delivery itu dapat dilakukan denganmenggunakan kemajuan teknologi, termasuk dalam hal ini dengan sistembelajar jarak jauh, Penggunaan e-Learning tidak bisa dilepaskan denganperan Internet. Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yangtersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yangtersedia di komputer tersebut. Oleh karena itu bisa dimengerti kalau e-Learning bisa dilaksanakan karena jasa Internet ini. e-Learning seringdisebut pula dengan nama on-line course karena aplikasinya memanfaatkanjasa Internet. e-Learning menyadari bahwa di Internet dapat ditemukan
--------------------------------------------------------------------------------
Page 16
berbagai informasi dan informasi itu dapat diakses secara lebih mudah,kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan Internet menjadi suatukebutuhan. Bukan itu saja, pengguna Internet bisa berkomunikasi denganpihak lain dengan cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yangtersedia di Internet. Tersedianya fasilitas e-Moderating dimana guru dansiswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas Internet secararegular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpadibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. Guru dan siswa dapat menggunakanbahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melaluiInternet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahanajar dipelajari; Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saatdan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan dikomputer. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitandengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di Internetsecara lebih mudah. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusimelalui Internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak,sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. Relatif lebihefisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atausekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yangbertugas di kapal, di luar negeri, dsb-nya.4.2. Upaya Membangun Budaya Belajar melalui Pengembangan E-learningAda empat komponen penting dalam membangun budaya belajardengan menggunakan model e-learning di sekolah. Pertama, siswa dituntutsecara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agarsiswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalampembelajaran. Kedua, guru mampu mengembangkan pengetahuan danketrampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Ketiga tersedianya infrastrukturyang memadai dan yang ke empat administrator yang kreatif serta penyiapaninfrastrukur dalam memfasilitasi pembelajaran. Kunci sukses terealisasinyaprogram e-learning, yakni adanya perencanaan dan leadership yang terarahdengan mempertimbangkan efektifitas dalam pembiayaan, integritas sistemteknologi serta kemampuan guru dalam mengadapsi perubahan modelpembelajaran yang baru yang sudah barang tentu didukung kemampuanmencari bahan pembelajaran melalui internet serta mempersiapkanbudayabelajar. Ada empat langkah dalam manajemen pengelolaan programe-learning yakni pertama menentukan strategi yang jelas tentang target
--------------------------------------------------------------------------------
Page 17
audience, pembelajarannya, lokasi audience, ketersediannya infrastruktur,budget dan pengembalian investasi yang tidak hanya berupa uang tunai.Kedua menentukan peralatan misalnya hoste vs installed LMS danCommercial or OS-LMS, ketiga adalah adanya hubungan dengan perusahanyang mengembangkan penelitian berkaitan dengan program e-learning yangdikembangkan di sekolah. Ke empat menyiapkan bahan-bahan yang akandibutuhkan bersifat spesifik, usulan yang dapat diimplementasikan sertamenyiapkan short response time. Kesemuanya itu, hendaknya perludipikirkan masak-masak dalam konteks investasi jangka panjang.Membudayakan belajar berbasis TIK (Teknologi Informasi danKomputer) Berkembangnya teknologi pembelajaran berbasis TIK mulai tahun1995an, salah satu kendalanya adalah menyiapkan peserta didik dalambudaya belajar berbasis teknologi informasi serta kurang trampilnya dalammenggunakan perangkat komputer sebagai sarana belajar, serta masihterbatasnya ahli dalam teknologi multimedia khususnya terkait denganmodel-model pembelajaran. Untuk mempersiapkan budaya belajar berbasisTIK adalah keterlibatan orang tua murid dan kultur masyarakat akanteknologi serta dukungan dari lingkungan merupakan faktor yang tidak bisadiabaikan. Pembentukan kominitas TIK sangat mendukung untukmembudayakan anak didik dengan teknologi. Model ini telah dikembangkandi Jepang tepatnya di Shuyukan High School dengan membentuk club yangdinamai (Information Science Club), yakni sebagai wadah siswa untukbersinggungan dengan budaya teknologi.Kompetensi guru dalam pembelajaran Ada tiga kompetensi dasaryang harus dimiliki guru untuk menyelenggarakan model pembelajaran e-learning. Pertama kemampuan untuk membuat desain instruksional(instructional design) sesuai dengan kaedah-kaedah paedagogis yangdituangkan dalam rencana pembelelajaran. Kedua, penguasaan TIK dalampembelajaran yakni pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajarandalam rangka mendapatkan materi ajar yang up to date dan berkualitas danyang ketiga adalah penguasaan materi pembelajaran (subject metter) sesuaidengan bidang keahlian yang dimiliki. Langkah-langkah kongkrit yang harusdilalui oleh guru dalam pengembangan bahan pembelajaran adalahmengidentifikasi bahan pelajaran yang akan disajikan setiap pertemuan,menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuaninstruksional dan pencapainnya sesuai dengan indikator-indikator yang telahditetapkan. Bahan tersebut selanjutnya dibuat tampilan yang menarikmungkin dalam bentuk power point dengan didukung oleh gambar, video danbahan animasi lainnya agar siswa lebih tertarik dengan materi yang akandipelajari serta diberikan latihan-latihan sesuai dengan kaedah-kaedah
--------------------------------------------------------------------------------
Page 18
evaluasi pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi kemajuan siswa.Bahan pengayaan (additional matter) hendaknya diberikan melalui link kesitus-situs sumber belajar yang ada di internet agar siswa mudahmendapatkannya. Setelah bahan tersebut selesai maka secara teknis gurutinggal meng-upload ke situs e-learning yang telah dibuatBeberapa hal yang perlu dicermati dalam menyelenggarakanprogram elearning / digital classroom adalah guru menggunakan internet danemail untuk berinteraksi dengan siswa untuk mengukur kemajuan belajarsiswa, siswa mampu mengatur waktu belajar, dan pengaturan efektifitaspemanfaatan internet dalam ruang multi media.
--------------------------------------------------------------------------------
Page 19
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN5.1. KesimpulanBerdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulisdapat mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya :1. Peran Pendidik pada Proses Belajar-Mengajar melalui Pengembangan e-Learning, guru tidak hanya tampil sebagai pengajar (teacher), karenadengan adanya e-Learning guru dan siswa dapat berkomunikasi secaramudah melalui fasilitas Internet secara regular atau kapan saja kegiatanberkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat danwaktu.2. Upaya Membangun Budaya Belajar melalui Pengembangan E-learningadalah pendidik mengidentifikasi bahan pelajaran yang akan disajikansetiap pertemuan, menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuaidengan tujuan instruksional dan pencapainnya sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan kemudian dibuat tampilan yang menarikdalam bentuk power point dengan didukung oleh gambar, video danbahan animasi lainnya agar siswa lebih tertarik. Bahan pengayaanhendaknya diberikan melalui link ke situs-situs sumber belajar yang ada diinternet agar siswa mudah mendapatkannya. Setelah bahan tersebutselesai maka secara teknis guru tinggal meng-upload ke situs e-learningyang telahdibuat5.2 SaranUntuk tercapainya tujuan pokok pendidikan hendaklah peranpendidik tidak hanya berorientasi pada nilai akademik yang bersifatpemenuhan aspek kognitif saja, melainkan juga berorientasi padabagaimana seorang anak didik bisa belajar dari lingkungan dari pengalamandan kehebatan orang lain, dari kekayaan luasnya hamparan alam, sehinggadenganpengembanganelektronikallearninginisiswadapatmengembangkan sikap-sikap kreatif dan daya pikir imaginatif nya.
--------------------------------------------------------------------------------

Puisi

Musik…..?????
Musik Adalah Sebuah Bahasa yang mewakili perasaan seseorang yang tidak bisa terucap dari ucapan tetapi sebuah perasaan yang berupa kata-kata dan dituliskan kedalam sebuah lirik dan bait. Dan bila dinyanyikan dan digabungkan dalam sebuah alunan, music akan terdengar merdu dan indah yang terdengar di telinga kita. Hati, jiwa dan raga kita langsung tersentuh, terbuai dan terpesona dengan alunannya.

Puisi

Ketika Cinta Datang……
Kita Bagaikan dimanjakan oleh Cinta itu
Kebahagiaan, Keceriaan, Senyuman dan Kasih Sayang
Selalu Mengisi Hari-hari kita
Tetapi Bila Cinta Pergi……
Kebahagiaan, Keceriaan, Senyuman dan Kasih Sayang
Bagaikan Akan Menjauhi Kita
Ya Allah…..
Aku Tak Ingin Cinta Itu Pergi Meninggalkanku
Meninggalkan Hari-hariku
Meninggalkan Kehidupanku
Yang Kurasa Begitu Indah dan Bahagia
Bila diriku Ada Bersama Dirinya

Bila Saya Menjadi Mentri Departement Perencanaan dan Pengelolaan Sistem Informasi Nasional dan mendapat Uang Rp 1 Triliun ?

Bila Saya Menjadi Mentri Saya akan memajukan daerah – daerah yang belum berkembang dalam bidang tehnologi dan komunikasinya. Dengan cara menyediakan fasilitas – fasilitas tehnologi yang sederhana terlebih dahulu. Contoh dengan menyediakan Fasilitas Internet kesitiap Desa – desa, terutama sekolah dan tempat belajar lainnya yang disediakan di kelurahan setiap desa. Sehingga masyarakat didesa tersebut bisa mengenal tehknologi dengan mudah. Dengan internet kita bisa belajar menggunakan computer serta dari internet pula kita bisa mendapatkan berbagai macam berita ataupun bisa belajar tentang perkembangan tehnologi yang sedah berkembang. Dari internet selain menambah pengetahuan membaca, serta pengetahuan dalam tehnologi.

Tentang Profesi IT di masa depan :

B. Karena Perkembangan IT yang begitu pesat sehingga semua orang yang bukan berasal dari IT pun bisa belajar tentang tekhnologi dengan mudah. Dan pelajaran itu bisa di dapatkan dengan cara membaca buku, les ataupun dapat pelajaran IT walaupun orang itu bukan berasal dari IT (maksudnya pada saat kuliah dia tidak mendapat pelajaran tentang IT). dengan perkembangan IT yang sangat pesat tersebut maka di masa depan, semua orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan IT pun dapat menjadi profesional IT.
C. Profesional IT harusnya mengerti betul tentang IT serta ia juga harus memiliki kemampuan marketing. karena tanpa kemampuan tersebut, seorang profesional IT sama saja seperti orang-orang IT biasa. Malahan lapangan pekerjaan bisa di ambil oleh sarjana dari bidang lain yang juga bisa dan mengerti marketing. selain itu, kemampuan marketing sangat diperlukan sekali oleh seorang profesional IT untuk menjalankan suatu pekerjaan IT yang berhubungan dengan marketing. karena orang IT juga di tuntntut bisa dalam marketing tekhnologi(maksudnya tekhnologi yang berhubungan dengan marketing). serta profesional IT harus dapat membujuk ataupun mengenalkan bagaimana kemajuan dan pentingnya IT di dunia tekhnologi ini kepada si pengguna IT itu sendiri.
D. Profesi yang paling di cari dalam dunia IT sekarang ialah Administrator System. hal itu di sebabkan karena seorang profesional IT harus juga bisa menjalankan suatu sistem Administrasi suatu perusahaan. selain itu ia juga harus mengerti dan bisa sistem Administrasi. karena banyak perusahaan yang maju sangat membutuhkan sekali profesional IT yang salah satunya yaitu ia juga harus bisa menjalankan Sistem Administrasi perusahaan. Banyak sekali perusahaan yang mencari lulusan-lulusan IT yang memiliki kemampuan yang lebih di bidang Administrasi sistem perkantoran. Karena suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik apabila ada Administrator Systemnya.

Data / Informasi Menjadi Sumber daya yang penting :

Di akhir abad 20 perkembangan IT sangat pesat, hal ini didorong oleh :
A.Data / informasi menjadi sumber daya yang penting karena perkembangan jaman, kita juga memerlukan banyak tambahan dalam informasi dan tehnologi. Karena tanpa adanya suatu tehnologi, dunia tidak akan berkembang.
B.Revolusi industri dengan ditemukannya Mesin uap.
Dengan ditemukannya mesin uap pada saat revolusi industri, membuat cara pandang dan pola piker manusia lebih maju, sehingga setelah revolus industri, banyak bermunculan para ilmuan – ilmuan yang berkompetensi membuat suatu tehnologi baru yang belum pernah ada. Sehingga kita sekarang bisa menikmati hasil dari perkembangan teknologi tersebut.
C.Percepatan Dalam Iptek Juga sangat mempengaruhi dunia IT, karena salah satu pendukung kemajuan tehknologi didasari dengan dengan penemuan-penemuan berbagai macam tehknologi IPTEK. Biasanya tekhnologi IPTEK yang ditemukan juga bisa berkembang. Karena IPTEK itu sendiri adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi.

Harapan Masyarakat Terhadap SI/TI

Kenakalan Pikir Mas Wigrantoro Roes Setiyadi
Be A Successful Leader For The Nation

Home My Life Journey Institute for Technology and Economic Policy Studies [INSTEPS] jump to navigation Mengatasi Paradok Produktivitas Dalam SI/TI KPU December 29, 2006
Posted by Mas Wigrantoro Roes Setiyadi in Atikel di Warta Ekonomi.
trackback


Persoalan paradok produktivitas (productivity paradox) Sistem Informasi /Teknologi Informasi (SI/TI) belakangan muncul dalam konteks politik dan organisasi publik, khususnya ketika SI/TI digunakan dalam penghitungan hasil pemilihan umum parlemen 2004 yang baru lalu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menginvestasikan sedikitnya Rp. 200 milyar untuk pengadaaan perangkat dan aplikasi SI/TI dengan harapan agar penghitungan suara hasil pemilu dapat berjalan dengan cepat, akurat dan transparan. Dalam beberapa hal penayangan hasil perhitungan suara sudah memenuhi kriteria kecepatan yang diinginkan, namun demikian akurasi dan transparansi masih menjadi persoalan yang berbuntut pada keraguan terhadap masih diperlukannya SI/TI dalam pemilu – pemilu berikutnya. Jika ditambahkan dengan persoalan rentannya sistem keamanan yang melekat pada SI/TI KPU, belum tersedianya komputer dan jaringan komunikasi secara merata di seluruh Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat kecamatan, serta persoalan manajemen sistem informasi yang dinilai masih tidak standar, dapat diperkirakan persoalan paradok produktivitas SI/TI di KPU makin menjadi nyata. Partanyaannya apakah kita membiarkan hal ini terus terjadi, sementara di lain pihak, jika dikelola dengan baik SI/TI dapat memberikan manfaat yang lebih besar dari pada yang diharapkan (Laudon, 2002).



Dalam berbagai kasus, investasi SI/TI masih belum berhasil memberikan manfaat yang diharapkan kepada organisasi (Ward & Peppard, 2003). Pimpinan perusahaan sering dihadapkan pada kenyataan bahwa belanja modal (capital expenditure) untuk SI/TI tidak membuahkan hasil hingga nilai tertentu sesuai dengan besarnya investasi yang telah dilakukan. Perusahaan menggunakan SI/TI untuk pengelolaan akuntansi dan keuangan, operasional pemasaran, layanan pelanggan, koordinasi antar kantor cabang, perencanaan produksi, pengendalian persediaan, mengurangi lead time, melancarkan distribusi dan lain sebagainya. Namun tidak jelas apakah penggunaan SI/TI semacam ini sudah secara nyata menghasilkan output yang lebih banyak (Robert Solow dalam McCarty, 2001).



Persoalan paradok produktivitas dalam investasi SI/TI sebagaimana terjadi di atas telah banyak disinyalir oleh banyak pakar (Brooke, 1992; Low, 2000; Lucas, 1999). Penjelasan mengenai beberapa penyebab munculnya paradok produktivitas antara lain, pertama, investasi SI/TI oleh suatu organisasi seringkali tidak dimanfaatkan dengan baik dan benar, seperti misalnya karyawan lebih banyak menghabiskan waktu dengan komputer untuk hal – hal yang tidak relevan dengan pekerjaan mereka (berselancar di Internet) atau karena kapasitas komputasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Kedua, meski komputer sudah dapat menghemat waktu dan biaya (meningkatkan efisiensi) dalam beberapa fungsi organisasi (seperti pelayanan reservasi tiket pesawat melalui Internet), namun dalam aktivitas lain yang tidak dapat dikomputerisasikan masih terjadi ketidak-efisienan, padahal kinerja perusahaan secara keseluruhan tidak dapat dinilai sepotong – sepotong. Ketiga, dalam beberapa hal secara umum masih diperlukan waktu yang relatif cukup panjang untuk mempelajari dan terbiasa dengan SI/TI hingga mencapai level yang mencukupi guna mendukung produktivitas. Akhirnya, penjelasan keempat, kesenjangan produktivitas dapat disebabkan oleh masalah pengukuran, khususnya ketika produk dan atau layanan baru maupun peningkatan kualitas tidak sepenuhnya dimasukkan dalam perhitungan laporan keuangan. Produktivitas dalam layanan SI/TI yang ditunjukkan oleh output layanan dan peningkatan kualitas yang sifatnya intangible memang masih sulit diukur. Di organisasi bisnis, metode akuntansi keuangan yang lazim dipakai dalam pembuatan laporan keuangan masih menempatkan manfaat SI/TI sebagai fakta yang tidak dapat diukur secara kuantitatif. Sedangkan di organisasi publik penetapan dan penggunaan ukuran kuantitatif sebagai indikator keberhasilan dalam pemanfaatan SI/TI belum dibakukan.



Berdasarkan materi presentasi dari tim ahli TI KPU, secara sederhana dapat dikatakan bahwa SI/TI KPU yang digunakan untuk penghitungan suara hasil pemilu terdiri dari aplikasi pengumpulan data (data entry) yang tersedia di setiap PPS, aplikasi agregasi data dan kompilasi data yang tersedia di KPU, aplikasi penyajian data melalui Internet, aplikasi keamanan sistem (security), jaringan komunikasi data, serta manajemen sistem informasi. Menggunakan hasil pengamatan lapangan dan kerangka teori paradok produktivitas di atas, dapat dijelaskan persoalan mendasar yang menimbulkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap SI/TI KPU tersebut, dan cara mengatasinya.



Meski majoritas operator data entry di PPS sudah terbiasa menggunakan komputer, rendahnya pemahaman terhadap prosedur penginputan data, banyaknya kertas formulir yang harus ditransformasikan ke media elektronik dengan cara manual, panjangnya jam kerja secara terus menerus sehingga menimbulkan kelelahan yang berujung pada kesalahan pemasukan data, serta tidak berlakunya prosedur keamanan sistem menyebabkan munculnya persoalan akurasi yang bernuansa kecurangan dalam penghitungan. Jika mengacu pada teori paradok produktivitas SI/TI di atas maka perancang SI/TI KPU luput untuk memasukkan unsur – unsur penting non-komputer dalam sistem yang dibangunnya, padahal, justru keberhasilan SI/TI KPU sangat dipengaruhi oleh unsur ini. Selain itu, pendeknya waktu untuk sosialiasi bagi para operator juga dapat ditunjuk sebagai penyebab rendahnya kualitas dan produktivitas hasil SI/TI KPU.



Aplikasi agregasi dan kompilasi data yang tersedia di KPU dapat dikatakan sudah cukup bagus, hal ini tercermin dari penyajian data yang cukup detil hingga tingkat Desa bahkan Tempat Pemungutan Suara (TPS). Namun demikian, untuk keperluan pengecekan yang dilakukan oleh peserta pemilihan umum, penyajian kode desa dan TPS saja menjadi tidak komunikatif, sementara masyarakat ingin mengetahui apakah hasil perhitungan suara di TPS tempat mereka memilih sama dengan yang disajikan dalam website KPU. Keinginan semacam ini tidak terkomodasi, sehingga makin kuatlah kesangsian terhadap akurasi dan tranpransi SI/TI KPU.



Pejabat KPU yang membidangi SI/TI menyebut bahwa ada sedikitnya 1000 PPS yang tidak berkomputer dan tidak terhubung ke SI/TI KPU. Kelangkaan jaringan telekomunikasi ditunjuk sebagai penyebabnya. Sejumlah PPS yang tidak tidak berkomputer ini setara dengan 25% dari total PPS yang seharusnya tersambung ke KPU melalui jaringan komunikasi data. Persoalan lain yang berkait dengan komunikasi data adalah pada penyediaan bandwidth untuk akses Internet oleh tim KPU sendiri maupun oleh masyarakat. Kebutuhan bandwidth sebenarnya mudah untuk dihitung dengan menggunakan asumsi – asumsi. Kontrak bisnis dengan penyedia bandwith-pun dapat dibuat fleksibel mengikuti kenaikan trafik akses. Kegagalan dalam menyediakan fasilitas SI/TI sesuai kapasitas yang dibutuhkan diduga menjadi penyebab lain dalam paradok produktivitas SI/TI KPU ini. Pernyataan ini diperkuat dengan adanya gangguan keamanan berupa dirusaknya tampilan situs Internet yang digunakan untuk menayangkan hasil perhitungan suara.



Penetapan parameter keberhasilan atas kinerja SI/TI KPU tidak ditetapkan dengan jelas, hal ini tercermin dari tidak konsistennya pernyataan anggota KPU yang membidangi SI/TI maupun tim ahli SI/TI KPU mengenai ukuran keberhasilan yang ingin dicapainya. Meski terlihat sepele, namun pernyataan mengenai tolok ukur keberhasilan perlu disosialisasikan secara luas dengan angka – angka yang mudah dimengerti masyarakat awam. Kegagalan melakukan hal ini, mendorong menguatnya paradok produktivitas SI/TI sebagai akibat dari kealpaan dalam perencaaan secara menyeluruh SI/TI.





Berbagai fakta dan analisis di atas tentunya tidak akan berhenti sebagai wacana saja, sementara kita tahu bahwa proses pemilu masih akan berlanjut pada bulan Juli mendatang untuk memilih Presiden. Jika KPU masih berniat untuk menggunakan SI/TI penghitungan suara dalam pemilu Presiden mendatang, menjadi keharusan bagi KPU untuk meninjau ulang SI/TI-nya dan sekaligus memperbaikinya. Sementara itu, terlepas dari belum adanya pengakuan hukum atas catatan transaksi elektronik, pengakuan masyarakat terhadap hasil kerja SI/TI KPU akan muncul dengan sendirinya apabila memenuhi tiga kriteria cepat, akurat dan transparan.











More Photos



Sonific SongSpot

FeedsFull
Comments
Theme: Regulus by Binary Moon Blog at WordPress.com. Top